Ada yang pernah ingin segera menjadi dewasa di masa kecilnya?. Jika iya, tosss!, kita sama. Dan aku yakin banget banyak juga manusia di luar sana yang sama kaya kita. Lalu, bagaimana kesannya setelah menjadi dewasa? Apakah sama dengan ekspektasi di masa kecil dulu?
Lalu, adakah yang pernah ingin kembali ke masa kanak-kanak? Dimana kegiatan kita setiap hari hanya bermain dan tertawa lepas, sesekali menangis untuk hal-hal sepele yang sebenarnya tak bisa diobati dengan tangisan. Aku juga yakin pasti ada karena nggak jarang aku lihat banyak status berkeliaran tentang hal tersebut.
Lalu, apakah sebenarnya posisi kita yang salah? Atau ini hanya tentang persepsi kita saja yang kurang tepat?
Dalam bahasa Jawa, ada istilah "sawang sinawang". Sebuah keadaan dimana kita melihat kehidupan orang lain seakan lebih indah, lebih bahagia, lebih sempurna dan lebih segalanya. Seakan hidup kita terasa begitu jauh di bawah mereka. Padahal, bisa jadi oranh yang kita jadikan objek perbandingan, nggak lebih bahagia dari kita.
Aku pernah ada di fase tersebut. Fase dimana aku merasa terpuruk dan iri pada nasib orang lain yang terlihat lebih bahagia. Tapi itu dulu, dulu banget saat aku belum mengenal dunia luar dengan segala macamnya.
Setelah keluar dari rumah dan bertemu banyak orang hebat dari berbagai latar belakang berbeda, mataku akhirnya terbuka bahwa hidupku nggak seterpuruk itu. Masih banyak yang bisa disyukuri tanpa harus banyak mengeluh.
Apalagi setelah menemukan orang yang bisa menerima apa adanya. Duh, indahnya. Meskipun nggak berani mengklaim kami akan menjadi keluarga, setidaknya aku menemukan titik bahagia yang mungkin orang lain di luar sana belum menemukannya.
Begitulah hidup. Jika dituruti maunya, maka tak akan ada habisnya. Jalani saja apa yang ada. Selalu bersyukur pada Yang Kuasa.
35 komentar
baru tahu istilah swang sinawang hehhe rumput tetangga emang slelau terlihat lebih hijau mba namun belum tentu juga ada bahagia disana asikk :p
BalasHapusSimpel artikelnya mba. Tp nyes di hatiku
BalasHapusSimpel artikelnya mba. Tp nyes di hatiku
BalasHapusSimpel artikelnya mba. Tp nyes di hatiku
BalasHapusBener banget mba, rumput tetangga memang lebih hijau yah..
BalasHapusTulisanmu bikin aku semangat loh simpel tapi ngena di sini *sambil nunjuk dada*
Iyes saya juga pernah mengalaminya mom, koq orang lain enak ya, koq orang lain bisa ya, dan macam2lah.
BalasHapusAkhirnya saya introspeksi diri, kenapa saya kurang bersyukur, kenapa saya berprasangka buruk sama Alloh SWT.
Alhamdulillah sekarang lebih tenang dan menimmati hidup.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusAku sering mbak mengalami fase wang sinawang, kenapa ya enggak begini, kenapa ya enggak begitu, kenapa hidupku kok sengenes ini ya.
BalasHapusTapi jadi tersarkan tiap kali lihat orang-orang yang ada di bawah kita. Banyak-banyak bersyukur
Setujuuu mba mensyukuri apa yang sudah kita punya da ln dapati itu bisa bikin bahagia. Bahagia kan dari diri kita sendiri
BalasHapusAq yakin tiap orang pasti pernah mengalami kejadian semacam ini. Melihat kehidupan orang lain lebih enak dibandingkan dia. Sama saja sih sebetulnya. Tiap manusia kan emang menjalani perannya masing2 dlm kehidupan ini
BalasHapusBener mba, bersyukur akan membuat kita selalu punya alasana untuk bahagia. Semoga kita pun dilunakin terus ya hatinya, agar kita bisa memandang segala sesuatu dari hal positif
BalasHapusIndeed mom. Hidup ga akan tenang kalo kita hanya membandingkan duri dg org lain ya. Krn tiap org pnya nasib berbeda dan indikator bahagia yg beda.
BalasHapusBetul banget mbak. Hidup emang sawang sinawag, tapi kalau kita banyak gaul kyknya ya ada jg lho yg ngiri sama kita. Ah rumput tetangga emang lbh hijau yaaa. Salah satu kunci biar gk gtu adalah bersyukur dgn yg kita miliki.
BalasHapusAlhamdulillah apa yg saya bayangkan waktu anak2 sesuai saat dewasa. Yaitu dulu wkt kecil saya suka chiki coklat, lalu saya bayangkan dewasa nanti saya akan menyediakan makanan buat suami chiki coklat di kasih kuas susu. Eeeh.. jadi kenyataan deh dengan adanya milo cereal hahaha..
BalasHapusSoal sawang sinawang ini seperti org yang kufur nikmat ya, Mba. Tidak mensyukuri nikmat yg ada pada diri kita.
Benar sih kadang kita melihat orang lain dengan kaca mata seperti itu..baru tahu ya istilah dalam bahasa Jawa untuk hal ini
BalasHapusRumput tetangga seringkali nampak lebih hijau.. :)
BalasHapusDulu jama pertama resign kerja..lihat teman seangkatan karirnya tambah keren aja...lihat tetangga kayaknya rapi jali mau ke kantornya. Duh, bangets deh bapernya.
BalasHapusTapi ya itu tadi, sawang sinawang..mereka ternyata malah melihat saya sebaliknya.
Ternyata, teman tadi yang sampai sekarang belum nikah.. melihat saya hepi dengan keluarga bikin dia ternyata baper juga...dan lainnya.
Setuju sekali memang musti disyukuri apa yang kita miliki, karena bisa jadi ini yang diinginkan orang.
Sawangsinawang. Dapet kosakata baru nih. Thankyou, Ulya.
BalasHapusSepertinya semua orang pernah merasakan fase ini, dimana rumput tetangga terlihat lebih hijau.
Aku suka quotes dari Diana Rikasari, lupa kalimat persisnya, intinya sih boleh jadi rumput tetangga lebih hijau dari kita, tapi hijau itu ada banyak macamnya, dan tak berarti dia tidak indah.
mamahku ni yg sering ngomong urip iku mung wansinawang. jangan gampang kepinginan dengan apa yg gak kita punya, cuma akan menghabiskan energi aja. Itu yg selalu pegang :)
BalasHapusIyes, kudu banyak bersyukur karena iri itu melelahkan dan gak ada habisnya. Bisa2 malah cepet mati
BalasHapusAku juga pernah merasa di posisi tersebut. Pasti sedih bgt. Down. Tapi harus move on.
BalasHapusaku dulu pernah punya keinginan buat balik ke masa kecil waktu masih kuliah dan capek sama segala macem tugas dan skripsi. tapi setelah kuliah aku nyadar kalo beban hidup malah bakalan lebih berat 1000% dibanding waktu masih kuliah. intinya rajin bersyukur, udah gitu aja yg jadi prinsip aku. jadi sekarang malah cenderung bodo amat sama permasalahan hidup dan lebih nyoba buat bahagiain diri sendiri aja dengan nyingkirin rasa iri.
BalasHapusYes bener banget, kita sering berada dalam fase swang sinawang, merasa hidup orang lain lebih menyenangkan, padahal belum tentu ya, apalagi kalau diam di rumah melulu dan melihat dunia hanya melalui medsos, kayaknya jadi sawang sinawang
BalasHapusIya. Saat ada teman yg membandingkan kehidupan antara dirinya dgn diriku atau dgn oranh lain, aku cuma jawab "urip iku mung sawang sinawang"
BalasHapusKelihatannya enak, tapi belum tentu proses di baliknya enak juga. Begitu juga sebaliknya
Iya bersyukur akan membuat kita bahagia. Sesepuh zaman dulu sellau bilang kalau soal ilmu atau pendidikan liatlah ke atas, kalau utk soal kekayaan liatlah ke bawah, jd kyknya tergantung sudut pandang mana yg mau kita pakai :)
BalasHapusTerkadang aku juga gitu,melihat orang lain yang lebih dari kita kelihatannya kok enak banget yaa, padahal kita juga nggak tahu ada apa sebaliknya. Kalau sdh gitu terus ingat untuk lebih banyak lagi bersyukur dengan semua yang telah Allah beri.
BalasHapussudah lumrah adanya.. jgnkan sama org lain. kakak adek aja kadang sawang sinawang..
BalasHapuscm belahan jiwa alias teman sejati alias teman hidup nanti yg ga akan iri irian sama kita.. makanya jadiin keluarga dunk
Biasanya aku selalu ngebuat target sih kak biar ngga pengen ini itu secara bersamaan. Biasanya langsung nyari beberapa plan dan rencana supaya bisa tercapai tujuannya
BalasHapusAku banget nih. Suka ada di fase ini. Melihat yang lain selalu lebih baik dari diri sendiri.
BalasHapuskuncinya ada di rasa syukur kita ya kak, apapun yang kita lihat dan kita rasakan udah semestinya disyukuri sih jadinya nanti gak akan ngerasain hal kaya sawang sinawang ini hehe
BalasHapusBaca tulisan ini pengen peluk ulya, aku pun pernah ada di fase merasa tidak seberuntung orang lain.
BalasHapusPdhal mngkin hidup yang aku jalani ,malah mnjadi impian dr sebagian orang yg lain.
Aahhh. .Indahnya bersyukur.
Jadi inget bapak, kakek, dan para bapak2 desa sukanya bilang sawang sinawang hehe. Yah, kadang teh ngebandingin biar tetep majunperlu tapi kalo kebawa overthink malah ha semangat juga :') intinya, harus ada semacam kontrol diri yah, semangat, karena seninya idup ya ada di kata berjuang hihi meski memang susah
BalasHapusOh aku baru tau artinya sawang sinawang padahal udah sering denger. Ya memang ujian hidup meneroa orang2 yg kuat sebenarnya mba.
BalasHapusTenang sist, everything gonna be amazing. Kadang kita emang suka iri sama orang lain. Tapi semoga irinya buat kita mau berusaha jadi lebih baik ya. Bukan hanya panasan atau pengenan sesaat. Pastikan itu tepat. Fighting.
BalasHapusBaru tau nih mbk istilah sawang sinawang. Bener banget mbak kita melihat rumput tetangga selalu lebih hijau padahal belom tentu diq bahagia ya mbak.
BalasHapusUdah selesai bacanya?
Komentar yuk, siapa tau isi hati kita sama :)